Coping With Grief From Anti-Asian Racism (Indonesian) - Menghadapi kepedihan atas rasisme Asia-Amerika

Sandy Nguyen

sandy 8 blog post.png

Bagi mereka yang mencari jalan untuk meningkatkan Kesehatan mental, kita tahu bahwa trauma bisa terjadi dikarenakan berbagai hal termasuk kemiskinan, rasisme, xenofobia, atau kekerasan. Itu bisa terjadi antar generasi, itu bisa terjadi karena satu peristiwa maupun beberapa peristiwa, atau itu juga dapat dikarenakan gabungan satu sama lain yang terjadi seiring waktu.

Dengan gelombang kekerasan yang ditujukan kepada komunitas minoritas di beberapa bulan terakhir, sangatlah penting untuk kita sebagai individu dan komunitas untuk mempelajari proses dari stres dan korban dari kejadian ini.

Profesor Robert Timothy dari Universitas York menjelaskan bahwa kepedihan itu dapat merupakan suatu akibat langsung dari rasisme dan kekerasan, yang berdampak secara fisik, emosional, spiritual, dan bahkan antar generasi. Terlebih penting, apa yang diakibatkan dari pengalaman - pengalaman kronis kekerasan rasial adalah ketidakmampuan untuk mengalami kepedihan itu sepenuhnya. Ini dapat menyebabkan banyak masalah seperti dapat menghalangi kemampuan seseorang untuk memulihkan dari stres. Sehingga, dengan mempertimbangkan trauma rasisme dan dampak nyata dari rasisme pada kesehatan mental dan fisik kita, banyak dari kita terus belajar-mungkin juga pertama kali-bagaimana memproses, untuk apa kesedihan, dan cara menyembuhkan trauma rasisme.

Seturut warna kulit manusia, dalam hal ini Asia Amerika, kita telah diajarkan dari model mitos minoritas dan sistem dari supremasi kulit putih bahwa kita harus diam (tidak ikut campur, menjaga nama baik, menunduk kebawah) dan menerima penderitaan kita; bahwa isu kita tidak penting untuk dibicarakan; dan kita tidak benar-benar mengalami trauma rasis, sehingga kita tidak perlu mempertanyakan apapun. Kita terus menerus menyangkali kesempatan untuk mengutarakan kepedihan kita yang berasal dari trauma rasial; di samping itu, saat kita mengutarakan pendapat kita, kita diharapkan untuk merasionalisasi trauma kita dan berdebat sepanjang satu jam untuk membuktikan bahwa itu benar - benar terjadi meskipun pengalaman hidup kami sudah cukup dialami.

Amerika memiliki sejarah yang panjang mengenai kekerasan dan rasisme terhadap Asia dan Asia-Amerika, mulai dari pembantaian Tionghoa (Chinese Massacre) pada tahun 1871, Undang-Undang Eksklusi Tionghoa (The Chinese Exclusion Act), Kerusuhan di Watsonville (The Watsonville riots), Kamp pengasingan orang Jepang, pembunuhan Vincent Chin, Bahaya orang kulit kuning (Yellow Peril), pelecehan lokal dan seksual kepada perempuan-perempuan API, komunitas kita mengalami penahanan dan deportasi, setelah 9/11 diskriminasi terhadap Asia Selatan dan islamofobia sampai pelarangan orang orang muslim (Muslim Ban), sampai peristiwa terbaru penembakan di Atlanta spa dimana banyak korbannya adalah perempuan-perempuan, dan daftar yang terus menerus terjadi. Dan selama pandemi COVID-19, orang orang Asia-Amerika telah mengalami lonjakan besar dalam kekerasan secara lisan maupun secara fisik karena mereka digunakan sebagai kambing hitam dari virus ini.

Hari ini, ketika kita mendengar komentar seperti “KAMU tidak memakan kelelawar, bukan?” atau “Aku sudah muak dengan virus Tionghoa”; melihat teman kita atau rekan kerja kita menggunakan kata rasial untuk menghina; membaca cerita tentang orang tua - orang tua asia yang seperti dan dapat menjadi salah satu orang tua kita yang diserang dan dibunuh di jalan atau di rumah mereka masing-masing; belajar tentang banyak orang yang tak terhitung jumlahnya pernah dilecehkan di depan umum; atau ketika kita menghadapi sendiri anti-asia rasisme, kita terpengaruh olehnya dan kita tidak bisa mengabaikannya begitu saja.

Ketika kita menghadapi peningkatan kekerasan rasial ini di komunitas kita, kita harus mengijinkan diri kita untuk berduka atas kehilangan energi, waktu, kepercayaan dari teman dekat kita atau rekan kerja, keamanan, kesejahteraan, dan lainnya. Oleh karena itu, di bawah ini ada beberapa cara yang dapat membantu kamu dan orang disekitarmu untuk melewati masa masa waktu sulit ini.

Bagaimana cara untuk membantu dirimu

● Berhubungan dengan orang-orang, di dunia yang nyata dan/atau sosial media, yang

dapat membantu kamu merasa aman dan didengar. Ketika mengekspresikan kesedihan

kamu dan pengalaman-pengalaman trauma rasial, sangatlah penting untuk berada dengan orang yang mengalami peristiwa tersebut dibandingkan berdebat dengan kamu atau mempertanyai mu apakah itu “beneran terjadi seperti itu” atau tidak.

● Berilah dirimu waktu sendiri untuk memproses pikiran dan kesedihan secara pribadi jika dibutuhkan. Kadang kala warna kulit manusia (POC) dipaksa untuk menyelesaikan trauma mereka bagi kepentingan orang lain (biasanya di kalangan kulit putih) untuk menghindari keterlibatan dalam penyalahgunaan media yang dibuat sekitar dalam mengeksploitasi trauma, kita harus memberi waktu kepada diri kita untuk memproses emosi kita.

● Melepaskan diri dari mitos model minoritas berarti mengijinkan diri kita untuk marah dan kecewa di depan umum, untuk mengambil bagian dari kepedihan kita, daripada menekan emosi ini.

● Mencari sarana sarana pemulihan seperti terapi, pengobatan medis, olahraga, dan lain lain.

● Berfokus pada sumber kesehatan mental yang ditujukan kepada komunitas Asia-Amerika, mendukung bisnis kecil orang Asia-Amerika, donasi ke organisasi yang mendukung masalah-masalah Asia-Amerika, melaporkan kejahatan yang rasis, dan berbicara sekaligus memeriksa bersama orang tua tentang apa yang terjadi di dunia ini.

● Nikmati kebahagiaanmu! Perawatan diri bukanlah salah satu yang paling penting dalam mengatasi kepedihatan atau trauma: mengalami kebahagiaan di dalam trauma sangatlah penting untuk melawan sistem yang menekan kita.

Secara keseluruhan, sangatlah penting untuk mengajarkan dirimu tentang sejarah Asia-Amerika, sejarah gerakan aktivis kita, dan tetap berbicara supaya cerita- cerita tentang trauma rasisme kita tidak terlupakan. Meskipun rasisme anti-Asia dan kebencian atas komunitas Asia sejak awal pandemi bukanlah yang pertama kali dari kebanyakan kita mengalami trauma rasial, disaat ketika banyak orang berkomitmen untuk menghancurkan sistem supremasi kulit putih ini, kumpulan kepedihan dan kemarahan yang di expresikan oleh Asia dan Asia Amerika bergabung dengan tindakan komunitas kita terjadi untuk menyembuhkan dari kekerasan adalah hal yang penting dan berdampak besar.


Sumber

For Asian Americans, Sharing Our Grief Is An Act Of Revolution - Bianca Mabute-Louie

Grief is a Direct Impact of Racism: Eight Ways to Support Yourself - Roberta K. Timothy

Coping with Racial Trauma - University of Georgia

Sandy Nguyen